Dive the South China Sea Journey mendebarkan ini akan berlangsung selama 4 hari 3 malam, dan segala sesuatunya akan di share bersama mulai dari ruang tidur, buang air besar, makan dll... butuh kebersamaan dan saling menjaga perasaan agar kenyamanan suasana dapat selalu terjaga, berdasarkan pengalaman maksimum waktu kebersamaan adalah 3 hari, lebih dari itu biasanya kalau ada yang tersinggung 1 orang yang lain bisa kena damprat dan dampak yang tidak mengenakkan hehehe... hal lain yang perlu dipikirkan untuk dibawah adalah makanan atau snack secukupnya, karena kunjungan ke darat sangat terbatas, apalagi ini ditengah laut Cina Selatan.. Sebenarnya tidak ada jadwal yang fix, karena kita sudah sepakat apabila gelombang atau cuaca tidak memungkinkan untuk kita terus di laut, maka kita sama-sama sepakat untuk melipir ke darat atau worst case balik ke Jakarta. Cita-citanya berikut adalah daftar pulau yang ingin dikunjungi yaitu: Pulau Penjalin - Pulau Durai - Pulau Jemaja - Selat Ransang - Desa Temburung (air terjun) - Pulau Bawah - Pulau Kiabu dan Pulau Temawan. Besoknya, sesuai rencana, kami sampai di Pulau Penjalin, semua sudah berganti pakaian dan berhamburan ke pinggir pantai. Pulaunya mirip dengan Belitung, banyak batu-batu besar. Arus lumayan kencang namun aman untuk berenang-renang cantik ataupun snorkeling. Selesai menikmati keindahan Pulau Penjalin kami kembali ke kapal dan makan siang. Masakan Bang Faozan (the chef) kapal enaaaaaaaaaaaaak banget, dengan fasilitas yang tidak sebagus kapal Pinisi di Komodo masakan Bang Faozan membuat kami melupakan kondisi tersebut. Selesai makan, masing-masing mulai mencar-mencar mencari spot tempat duduk yang enak menikmati angin sepoi-sepoi serta ada juga yang memilih untuk tidur. Cuaca cerah, dan saat ini kapal menuju ke Selat Ransang, karena Durai dan Jemaja kabarnya kurang bersahabat untuk dikunjungi. Pulau Penjalin Next destination adalah Selat Ransang, pulau yang sepi ini sangat menawan, pasir putih dan air yang biru membuat kami langsung berhamburan ke dalam laut. Sebagian dari kami langsung melipir ke pinggir pantai dan ada yang sampai menenangkan diri dengan melakukan yoga hehehe.... Selesai bermain-main di Selat Ransang, kami kembali ke kapal dan disambut dengan cemilan yang enak dan hangat siap santap. Rencananya sore ini kami akan mandi di air mancur 7 tingkat di Desa Temburung... karena disini banyak penduduk, maka perlu diperhatikan cara berpakaian, karena mayoritas penduduk adalah Melayu Muslim, apapun alasannya sebagai turis usahakan untuk berpakaian sopan menghormati penduduk dan aturan setempat tentunya. Dalam perjalanan menuju Desa Temburung, dari kejauhan terlihat alur air terjun yang bisa dibilang raksasa, nggak sabar sampai disana. Tapi bagaimanapun karena ada segerombolan orang mengunjungi tempat tersebut walhasil selama nyebur dan membersihkan diri kamipun menjadi tontonan pemuda setempat hihihihi... setelah puas bermain air, semua sudah bersih, segeeeeeer sudah kena air tawar langsung dari alam, setelah puas dan motret sana motret sini, kami kembali ke kapal melanjutkan perjalanan. Malam ini Bang Faozan sudah menyiapkan santap malam masakan ala Melayu yang nikmaaaaat... cocok seleranya dengan saya sebagai orang Sumbar heheheh... malam itu sebelum berangkat menuju Pulau Bawah, kapal merapat terlebih dahulu ke Tarempa Kab. Anambas, untuk mengisi ulang logistic dll. Sekalian Kapten dan Bang Faozan pulang dulu menemui keluarganya... Jam 10 kami meninggalkan Tarempa menuju Pulau Bawah... tidak lama kemudian kapal sunyi senyap, sebagian membentangkan sleeping bag memilih tidur diatas kapal dengan beratapkan bintang yang sangat rapat, dan sebagian sudah pingsan didalam.. indahnya hidup... ZzzzZzzzzzZzzzzz.... Pulau Bawah "Pulau Bawah " dinobatkan oleh CNN sebagai "The Best Tropical Island in Asia" tahun 2012, mengalahkan 4 tropical island yaitu Kah Can (Thailand), Langkawi (Malaysia), Halong Bay (Vietnam) dan Similand Islands (Thailand). Kalau ada teman yang mau kesini, saya mau balik lagi. Ada yang berminat? let me know....
by Linda Umar ** All photos and content are taken and written by Linda Umar and are property of Indonesia in Diversity unless otherwise specified. Please respect web etiquette and properly credit any photos or content you would like to use, or better yet, contact me first.
13 Comments
3/4/2014 11:08:09 pm
Hi, Linda. Thank you for the beautiful description of the Anambas. I am planning a trip to the islands for the end of this month and I have some questions I would like to ask. Can you please e-mail me? Terima kasih banyak. Brad.
Reply
Linda Umar
3/31/2014 07:01:09 pm
Hi Brad, kindly check your email. Thanks
Reply
3/31/2014 09:29:16 pm
Thanks,karena sudah memperkenalkan pulau kecil kami..:)..
Reply
Linda Umar
3/31/2014 09:48:10 pm
Halo salam kenal juga, ingin kembali sekali lagi karena terpesona dengan keindahan Anambas yg belum terjamah seluruhnya...
Reply
Marine Boyum
3/31/2014 10:55:12 pm
Hello,
Reply
Vera
4/1/2014 12:29:01 am
Hai mbak Linda Umar,
Reply
Septiyawati .Al
4/1/2014 08:28:33 pm
Amazing, setelah saya baca semua petuang anda, rasanya saya ingin kembali juga ke anambas untuk refreshing,.
Reply
Linda Umar
6/25/2014 03:38:20 pm
Hi Ibu Marine,
Reply
Linda Umar
6/25/2014 03:39:14 pm
Mbak Vera dan Mbak Septiyati,
Reply
Wow, I'd like to thank you for your account. Loving your images. Someone obviously had a great time in Anambas :)
Reply
Lena
1/4/2017 08:31:24 am
Keanambas yuk mba..
Reply
Linda Umar
1/22/2018 01:47:45 am
Ayoook...
Reply
Leave a Reply. |
AuthorI'm in love with Indonesian cultures and traditions. This blog is to inspires you to travel throughout Indonesia and help you understand Indonesia better. Archives
September 2014
Categories
All
I'm here!https://www.instagram.com/lindashoot/
|